Tanaman Kopi Robusta Syarat Tumbuh dan Metode Stek

Tanaman kopi adalah salah satu tanaman industri yang dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1696 oleh bangsa belanda. Berdasarkan klasifikasi botaninya, kopi mempunyai sistematika. Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Rubiales, Famili Rubiaceae, Genus Coffea dan Spesies Coffea sp, tanaman kopi robusta menjadi primadona di kalangan pecinta kopi.

Tanaman kopi memiliki perakaran tunggang sehingga tidak mudah roboh. Perakaran tunggang hanya dimiliki oleh tenaman yang berasal dari semai atau sambung (okulasi) dengan batang bawah dari bibit semai. Untuk tanaman kopi yang diperbanyak dengan cara stek maupun cangkok atau okulasi dengan bibit bawah dari stek tidak memiliki akar tunggang sehingga mudah roboh.

Tanaman kopi mempunyai batang tegak, bercabang, dan tingginya bisa mencapai 12 m. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya berbeda. Cabang yang tumbuhnya tegak dan lulus disebut cabang reproduksi. Cabang ini membunyai sifat seperti batang utama. Jika batang utama mati, fungsinya dapat digantikan oleh batang reproduksi.

Batang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer disebut sebagai cabang primer. Setiap ketiak daun hanya memiliki satu tunas primer. Jika batang mati, ditempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Ada pula tunas yang tumbuh pada cabang primer, cabang yang tumbuh pada cabang primer disebut cabang sekunder. Cabang ini memiliki sidat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. Selain itu terdapat cabang kipas dimana cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Cabang ini biasanya terletak pada ujung batang dan pertanamannya sangat cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Sementara itu cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat disebut capang pecut (Suwarto, 2012).

Kopi robusta sanggup tumbuh pada ketinggian 300-600 m dpl. Dengan suhu antara 24-30oC. Untuk kebutuhan air tanaman kopi robusta mampu bertahan pada curah hujan antara 1500-3.000 mm/tahun dengan jumlah bulan kering 1-3 bulan/tahun. Keadaan tanah yang dikehendaki dalam perkembangan tanaman kopi harus memiliki kandungan bahan organik minimal 2%. Kedalam tanah yang bagus lebih besar dari 100 cm dengan kemiringan tanah maksimal 40%. Untuk keadaan keasaman tanah yang diperlukan oleh tanaman kopi antara 5,5-6,5 (Suwarto, 2012).

Dalam proses perbanyakan tanaman kopi robusta, untuk menumbuhkan akar entres kopi sangat dipengaruhi media tumbuh dan kondisi lingkungan. Media tumbuh yang digunakan untuk penyetekan kopi terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang/humus dengan perbandingan 2:1. Hal ini dimaksudkan agar mampu menahan lengas tanah cukup lama tetapi aerasi dan drainasinya baik. Untuk bagian paling bawah media tumbuh diberi pecahan batu dan kerikil setebal 30cm. Kondisi lingkungan untuk penyetekan kopi, disusun dalam bedengan yang dibuat memanjang dengan ukuran lebar 1,25 m dengan panjang 5-10 meter atau dapat menyesuaikan dengan keadaan tempat yang tersedia, kemudian di buat tutup bedengan/sungkup plastik dengan tinggi 60 cm. Bedengan setek di beri naungan yang cukup terbuat dari para-para (dari anyaman daun kelapa), disarankan penyetekan dilakukan di bawah pohon pelindung lamtoro atau jenis pepohonan lainnya yang dapat meneruskan cahaya.

Pelaksanaan penyetekan dilakukan sebagai berikut :

  1. Entres yang digunakan masih hijau dan lentur tidak terlalu muda atau tua. Umur entres antara 3-6 bulan, karena pada umur tersebut cukup baik untuk bahan setek.
  2. Entres kopi yang digunakan adalah pada ruas 2-4 dari pucuk. Pemotongan bahan setek menjadi satu ruas 6-8 cm sepasang daun yang dikupir, bagian pangkal dipotong miring satu arah.
  3. Setek yang sudah disiapkan ditanam dengan cara menancaapkan setek ke dalam media tumbuh sehingga daunnya menyentuh permukaan media. Setek ditanam dengan menggunakan jarak tanam 5-10 cm, dan setelah setek tertanam tertutup/disungkup dengan plastik.
  4. Setelah setek selesai ditanam media tumbuh segera di siram air dengan menggunakan gembor secara hati-hati agar tidak merusak media tumbuh. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 hari sekali dengan membuka sungkup dan segera ditutup kembali (Suwarto, 2012).

Tag: , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *