
Pengujian Kandungan Nitrogen Pada Azolla Pinnata
Azolla pinnata merupakan salah satu jenis tumbuhan paku air yang mengapung. Pemanfaatan tumbuhan ini masih…
Tanaman kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) diklasifikasikan menurut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Amaranthaceae
Suku : Labiatae
Marga : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum forma citratum Back
Daun tanaman kemangi memiliki tepi yang bergerigi lemah dan bergelombang rata (Sudarsono dkk, 2002). Tepi daun bergerigi, terdapat bintik-bintik serupa kelenjar (Pitojo, 2006). Bunga kemangi mempunyai susunan majemuk yang membentuk karangan dengan panjang antara 2,5 sampai 14 cm yang tumbuh pada ketiak daun ujung dengan pelindung berbentuk elips dengan panjang 0,5 cm sampai 1 cm, memiliki 3 mahkota, satu mahkota atas dan dua mahkota bawah. Panjang tabung mahkota antara 1,5 hingga 2 mm, kuping mahkota 3 sampai 5 mm berwarna putih. Benangsari kemangi terdiri dari enam buah, kepala putik bercabang dua dan tidak sama besarnya (Sudarsono, 2002).
Tanaman Kemangi mengandung tanin (4,6%), flavonoid, steroid/triterpenoid, minyak atsiri (2%), asam heksauronat, pentosa, xitosa, asam metil homoanisat, molludistin serta asam ursolat. Biji kemangi mengandung zat kimia yaitu saponin, flavonoid, dan polifenol (Pitojo, 1996). Daun kemangi mengandung minyak atsiri seperti eugenol, sineol, methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, dan vitamin C. Komponen minyak atsiri terdiri dari α-pinen, β-pinen, sabinen, mirsen, limonen, 1,8 sineol, Z-β-osimen, E-β-osimen, E-sabinenhidrat, E-α-bergamoten, β-karofilen, E-β-farnesin, α-humulen, metilkavikol, α-bisabolol, eukaliptol, estragol, borneol, osimen, geraniol, anetol, 10-kadinol, β-karofilen, linalool, safrol, 3-oktanon, kamfora (Sudarsono, 2002).
Minyak atsiri dan ekstrak etanol daun kemangi mampu menghambat pertumbuhan bakteri seperti: Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Proteus, Salmonella typhi, Shigella, Vibrio cholera, Neisseria gonorrhea dan jamur seperti: Aspergillus flavus, Candida albicans, Rhizopus stolinifera, and Penicilium digitatu (Hendrawati, 2009).
Baca : Kandungan Kimia Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Flavonoid yang terkandung didalam daun kemangi merupakan senyawa fenol alam yang terdapat dalam tumbuhan. Flavonoid terdiri dari flavon epigenin, luteolin, flavon-O-glikosida apigenin 7-O-glukoronida, luteolin 7-O-glukoronida, flavon C-glukosida orientin, vicenin, cirsilineol, cirsimaritin, isothymusin, isothymonin. Kandungan flavonoid yang terdapat didalam daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri yang bekerja dengan cara menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi sel (Akbar, 2010).
Flavonoid dapat mengganggu proses difusi makanan ke dalam sel sehingga pertumbuhan jamur terhenti atau sampai jamur tersebut mati. Flavonoid memiliki efek terhadap berbagai macam organisme yang dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional antara lain sebagai antiinflamasi, antialergi, antijamur, antibakteri (Claus, 1970). Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein sehingga meningkatkan permeabilitas sel dan mengakibatkan kematian sel jamur (Wahyuningtyas, 2008).
Kemangi memiliki banyak khasiat antara lain yaitu sebagai antibiotik alami, diuretik, analgesik, anti peradangan, melancarkan peredaran darah, membersihkan racun, mencegah kanker, antimalaria, nyeri haid, dan juga mengurangi kolesterol (Apsera, 2010). Kemangi juga bermanfaat sebagai anti-amnesic and nootropic, anthelmintik, anti bakterial, anti katarak, anti fertilitas, anti hiperlidime, anti inflamasi, anti lipidperoksidatif, anti oksida, anti stress, anti thyroid, antitusif, anti ulkus, kemoprotektif, imunomodulator, radioprotektif, aktivitas hipoglikemik, aktivitas hipotensif, dan anti kanker (Manawean, 2010).
Tags: Amaranthaceae, Angiospermae, Daun Kemangi, Dicotyledonae, Labiatae, Ocimum, Ocimum basilicum forma citratum Back, Spermatophyta