Sejarah Komodo Sang Dinosaurus Terakhir di Muka Bumi

Komodo adalah kadal terbesar di dunia. panjangnya dapat mencapai tiga meter. berat dewasa jantan sekitar 45-85 kilogram. Komodo mkaerupakan binatang karnivora. Binatang ini memburu mangsanya dengan mengendap diam diam dan menyerap dengan cepat. Mereka dapat berlari dengan kecepatan hingga 20km/jam. Komodo juga mempunya gigitan yang kuat. Air liurnya mengandung 60 jenis bakteri, membuat gigitan mereka sangat fatal karena dapat menginfeksi tubuh yang di gigit.

Meski berbadan besar – bisa mencapai 3 meter, gigitan Komodo termasuk lembek. Namun, entah bagaimana, kadal raksasa itu bisa memangsa hewan besar, seperti kerbau misalnya.

Apa rahasia gigitan Komodo?

Ahli biologi dari University of New South Wales, Australia menemukan, dalam mulut Komodo terdapat beberapa lusin gigi setajam silet. Gigi runcing itu dikombinasikan dengan otot kuat di lehernya yang gemuk. “Kombinasi teknik makan cerdas dan tajamnya gigi, memungkinkan gigitannya bisa berakibat mematikan,” kata ahli biologi, Stephen Wroe.

Untuk menguak misteri gigitan Komodo, para ahli membangun sebuah model kepala dan tenggorokan hewan itu dengan perangkat lunak. Rahang Komodo boleh saja lemah, tapi 100 juta tahun evolusi telah memberinya senjata yang ampuh.

“Komodo punya teknik makan yang unik, terus menerus menarik makanannya.” Ia menangkap mangsanya dan menghujamkan 60 gigi tajam. Menutupi kekurangan gigitan yang lemah, otot tenggorokannya yang kuat akan menarik mangsa masuk ke perut.” Komodo akan menelan utuh-utuh mangsanya dan memuntahkan sisa-sisa yang tak dapat ia cerna: rambut dan sebagian tulang. Selain keunikan teknik makannya, Komodo juga memiliki senjata lain untuk melumpuhkan mangsanya: air liur. Meski seekor hewan bisa lolos dari serangan Komodo, ia segera melemah dan akhirnya mati. Untuk jangka waktu yang lama, peneliti menduga, bakteri di air liur hewan itu bertanggung jawab menimbulkan luka infeksi yang parah pada korbannya. Bakteri itu meracuni darah korban.

Namun, dugaan itu terbantahkan pada tahun 2005 lalu. “Adanya bakteri dalam air liur Komodo telah menjadi dongeng ilmiah,” kata Bryan Fry, peneliti racun di University of Melbourne, Australia. Fry dan timnya mempelajari susunan biokimia dalam air liur Komodo. Mereka menemukan, racun tersebut bisa dengan cepat menurunkan tekanan darah, mempercepat hilangnya darah, dan membuat korban menjadi syok — hingga tak berdaya melawan. Para ilmuwan menemukan, apa yang terkandung dalam liur Komodo serupa dengan racun yang dimiliki ular paling berbisa yang hidup di pedalaman Taipan, Australia. Sementara para rekannya takjub dengan penemuan ini, Fry mengaku tak heran. Sebab, penelitian yang pernah ia lakukan sebelumnya menemukan, sejumlah spesies kadal — seperti Iguana, kadal tak berkaki, dan kadal monitor juga memiliki bisa

Sekali bertelur, komodo dapat menelurkan hingga 38 butir telur. komodo membutuhkan lima tahun untuk tumbuh mencapai ukuran 2 meter. Binatang ini dapat terus hidup hingga 30 tahun. ada sekitar 2500 ekor komodo yang hidup di kepulauan flores, Nusa tenggara Timur sekarang ini. Mereka tersebar di pulau Komodo (1.100 ekor) Rinca (1300 ekor), GIli Motang (50 ekor), NUsa Kode (13 ekor) dan Flores (70 ekor).

Untuk melindungi komodo pada 1980 Taman Nasional Komodo didirikan. Sebaran dan populasi komodo dalam 30 tahun terakhir semakin menurun. keberadaannya semakin terancam terutama karena kegiatan perburuan rusa, mangsa utama komodo. Bahkan, populasi di pulau padar di ketahui telah hilang sejak akhir 1990-an.

Taman Nasional Komodo terdiri atas tiga pulau besar, yaitu Pulau Komodo, RInca dan padar seta beberapa pulau kecil. Wilayah daratan taman nasional ini 603 km persegi dan total wilayahnya 1.817 km persegi. pada tahun 1986 taman nasional ini diterima sebagai Warisan Dunia UNESCO. oleh sebab itu, kita harus bersama-sama melindungi komodo.

Tag: , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *