Pengertian Sediaan Krim

Sediaan krim adalah bentuk sediaan padat berupa emulsi, mengandung air kurang dari 60% untuk pemakaian luar khususnya kulit (Elmitra, 2017). Bentuk sediaan krim mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi ke dalam bahan dasar pembuatan krim. Formulasi krim terbagi menjadi dua bagian yaitu fase minyak dan fase air (Elmitra, 2017). Fase minyak adalah bahan yang dapat larut dalam minyak dan bersifat asam, contohnya yaitu asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cetaceum, vaselin, setil alkohol, dan lain-lain. Fase air adalah bahan yang dapat larut dalam air dan bersifat basa, contohnya yaitu natrium tetraborat, TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, gliserin, PEG, Propilenglikol, surfaktan, dan lain-lain (Elmitra, 2017).

Formulasi krim ada dua tipe, yaitu emulsi air dalam minyak (W/O) contohnya vanishing cream dan minyak dalam air (O/W) contohnya cold cream. Krim tipe minyak dalam air (O/W) memiliki kelebihan yaitu mudah dicuci dengan air, penguapan airnya lebih cepat sehingga penyerapan obat ke kulit lebih cepat. Krim tipe air dalam minyak (W/O) memiliki kelebihan yaitu daya sebarnya yang lebih baik, sedikit berminyak sehingga penguapan airnya lebih lambat dan mengurangi rasa panas di kulit (Shovyana dan Zulkarnain, 2013). Komposisi yang digunakan sebagai basis pada krim dari bahan alam adalah minyak zaitun, almond, ekstrak buah, minyak kelapa murni, dan minyak

atsiri (Smaoui dkk., 2012). Sediaan dalam bentuk krim memiliki kelebihan yaitu penyebarannya baik pada kulit, memberikan efek dingin, mudah dicuci dengan air, dan pelepasan obat yang baik (Voight, 1994)

Menurut Muryati dan Kurniawan (2006), komponen preformulasi pada krim yaitu :

Asam Stearat

Asam stearat adalah asam lemak jenuh yang diperoleh dari lemak hewani atau lemak nabati. Wujudnya padat pada suhu ruang yaitu 20-25 oC, dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Asam stearat dari lemak hewani diproses dengan cara dipanaskan dengan air pada suhu tinggi yaitu 240-260 oC dan tekanan tinggi yaitu 45-50 bar. Asam stearat dari lemak nabati diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati, larut dalam etanol dan propilen glikol namun tidak dapat larut dalam air. Memiliki konsentrasi 1-20% sebagai pelarut.

Adeps Lanae

Adeps Lanae adalah Cholestolesters dari bulu domba mentah. Adeps Lanae berwarna kuning muda, setengah bening dengan bentuk seperti salep, mempunyai bau yang khas, dan tidak dapat larut dalam air. Dapat dicampur dengan air kurang lebih 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin namun lebih larut dalam etanol panas. Digunakan sebagai pengemulsi.

Triethanolamine

Triethanolamine (TEA) merupakan buffer yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga bersifat sebagai surfaktan.

Fungsi lain dari triethanolamine adalah menstabilkan tingkat pH. Larut dalam etanol 95%, metanol dan air.

Parafin Liquid

Parafin liquid adalah campuran dari hidrokarbon padat dari minyak tanah melalui tahap pemurnian. Parafin liquid tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berbau, tidak berasa, dan agak berminyak. Kelarutannya tidak dapat larut dalam air dan dalam etanol, tetapi mudah larut dalam kloroform, eter, minyak menguap dan semua jenis minyak lemak hangat (Departemen Kesehatan RI, 1995)

Aquades

Aquades ini merupakan H2O murni. Aquades (air suling) digunakan untuk menghindari kontaminasi dari zat dari bahan maupun alat yang akan ditimbulkan dalam penelitian.

Nipagin

Memiliki berat molekul 152,15, yang berfungsi sebagai antimikroba untuk sediaan topikal 0,02-0,3% pada kulit dan juga dapat digunakan sebagai pengawet. Berbentuk kristal berwarna putih, dan tidak berbau. Bentuk kristal ini dapat memberikan dampak alergi pada kulit pada beberapa orang seperti iritasi maupun eksim. Kelarutannya dalam etanol 1:2, gliserin 1:60, air 1:400.

Krim antioksidan yang baik hendaknya memiliki standar. Syarat mutu sediaan krim yang baik yaitu memiliki kriteria penampakannya yang homogen, pH 4,5-8 , bobot jenis 0,95-1,05, viskositas 2000-50.000 cP, dan cemaran mikrobia maksimum 102 koloni/gram (Departemen Kesehatan RI, 1995). Krim antioksidan komersial yang ada di Indonesia sudah beragam dari berbagai merek seperti Ponds, Garnier, Olay, dan sebagainya. Krim antioksidan berfungsi untuk menangkal radikal bebas khususnya pada wajah sehingga mengurangi penuaan (anti aging). Krim antioksidan juga berperan penting dalam pembentukan kolagen dan elastisitas kulit yang lebih kencang (Bentley, 2005).

Tag:

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *