Morfologi Tanaman Azolla Pinnata

Azolla merupakan satu-satunya genus dari paku air mengapung suku Azollaceae. Terdapat tujuh spesies yang termasuk dalam genus ini. Suku Azollaceae sekarang dianjurkan untuk digabungkan ke dalam suku Salviniaceae, berdasarkan kajian morfologi tanaman azolla dan molekular dari Smith et al. (2006)
Azolla dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau Anabaena azollae dan mengikat nitrogen langsung dari udara. Potensi ini membuat Azolla digunakan sebagai pupuk hijau baik di lahan sawah maupun lahan kering. Pada kondisi optimal Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari Nilai nutrisi Azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996) dalam Akrimin 2002.
Tanaman Azolla Sp. memang sudah tidak diragukan lagi konstribusinya dalam memengaruhi peningkatan tanaman padi. Hal ini telah dibuktikan dibeberpa tempat dan beberapa negara. Konstribusi terbesar azolla adalah dengan menjaga hasil panen tetap tinggi. Meskipun penggunaannya sebagai pupuk hijau pada tanaman padi masih dilakukan di China dan Vietnam, dengan adanya peningkatan biaya tenaga kerja, membuatnya kurang diminati.
Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan pupuk hijau, penggunaan azolla ini kini lebih banyak dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Dengan adanya mindazbesi yang menggabungkan mina padi dengan azolla, selain menjadikannya sebagai pakan perikanan juga konstribusi dapat digunakan untuk peningkatan produksi padi.

pertumbuhan tanaman azolla pinnata
Azolla Pinnata – Sumber Gambar ernet[.]in
Daun
Daun Azolla pinnata terdiri dari 2 cuping, cuping bagian tengah sirip belakang dan sirip perut tipis tetapi berukuran agak besar. Pada bagian sirip belakang ada klorofil, kecuali pada bagian tepi atau pinggir yang transparan terisi oleh koloni Anabaena. Cuping yang berklorofil merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis dan simbion yang Anabaenanya berbeda. Cuping bagian bawah tidak berwarna dan fungsinya sebagai pengapung (Lumpkin and Plucknet, 1982). Menurut Anonymous dalam Setiyowati (1997) menyatakan bahwa tanaman Azolla pinnata mempunyai jumlah stomata yang banyak terdapat dipermukaan daun yang tersusun secara vertical dan tiap 1 mm terdapat kira-kira 100 stomata Azolla pinnata

Tanaman Azolla pinnata mempunyai akar yang muncul pada sisi bawah batang utama yang berfungsi sebagai pengambil air dan mineral-mineral, serta nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Panjang akar bervariasi sesuai dengan varietasnya yaitu sekitar 1,5-11 cm. Akar Azolla pinnata mengantung di dalam air (Arifin, 1996).

Batang dan Cabang
Azolla pinnata tidak mempunyai batang, tetapi berupa rimpang. Pada cabang tanaman Azolla pinnata terdapt akar-akar yang menempel yang tersusun rapi seperti rambut yang lebat tumbuh secara horisontal dipermukaan air. Batang (rimpang) utama tidak bercabang secara bergantian, setiap cabang terdapat daun yang saling menindih (Djojosuwito, 2000).

Syarat Tumbuh Tanaman Azolla pinnata
Faktor lingkungan yang menjadi syarat untuk pertumbuhan Azolla pinnata adalah sebagai berikut:

Air
Ketersediaan air harus mencukupi selama pertumbuhan Azolla pinnata. Ini disebabkan Azolla pinnata merupakan tanaman air yang tumbuh dan berkembang di atas permukaan air. Air yang cukup selama pertumbuhannya dapat meningkatkan laju pertumbuhan relatif, total biomassa dan kandungan nitrogen (Arifin, 1996).

Unsur Hara
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan Azolla pinnata, terutama unsur Phospor (P). Kekurangan phosphat pada Azolla pinnata ditandai oleh penampilan tumbuhan yang kecil, warna daun agak merah tua, vigor rendah. Kekurangan total nitrogen (N) tanaman Azolla pinnata daun mengerut dan berwarna merah kehitam-hitaman, pertumbuhan akar menjadi keriting. Bila kebutuhan unsur hara kurang tersedia dalam kultur air maka akar tanaman mengalami pemanjangan untuk mengambil unsur hara yang dibutuhkan (Arifin, 1996).

Derajat Keasaman (pH) Air
Azolla pinnata dapat hidup yang mempunyai derajat keasaman (pH) pH 3,5-10 bila faktor-faktor lainnya telah memenuhi syarat pertumbuhannya. Airdengan pH terlalu rendah dapat menimbulkan keracunan alumunium (Al) dan besi (Fe) serta defisiensi fosfor. Ketersediaaan Fe dipengaruhi pH apabila nilai pH yang semakin tinggi, maka Fe semakin rendah. pertumbuhan Azolla pinnata paling baik terjadi pada ketersediaan Fe 0,01 meq/l – 0,02 meq/l (Djojosuwito, 2000).

Cahaya
Cahaya sangat dibutuhkan oleh tanaman Azolla pinnata untuk pertumbuhan dan perkembangan selain itu diperlukan dalam proses fotosintesis dan penambatan nitrogen diudara. Oleh karena itu kecepatan pertumbuhan dan aktivitas dalam penambatan nitrogen dipengaruhi oleh cahaya yang diterima oleh tanaman Azolla pinnata. Kisaran cahaya yang dibutuhkan tanaman Azolla pinnata adalah antara 25-50% (Lumpkin dan Plucknet, 1982).

azolla pinnata
Azolla Pinnata – Sumber Gambar Wikipedia.org

Perbanyakkan Azolla pinnata (morfologi tanaman azolla)
Azolla pinnata dapat berkembangbiak dengan 2 cara, yaitu secara vegetatif dan generatif (fragmentasi). Perbanyakan vegetatif terjadi dengan cara pemisahan cabang samping dari cabang utama, yang dapat membentuk tumbuhan baru. Waktu penggandaan biomassa Azolla pinnata terjadi sekitar 3-5 hari. Pertumbuhan cabang samping sampai menjadi Azolla pinnata memerlukan waktu 10-15 hari. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian, Jurusan Mikrobiologi UGM Yogjakarta menunjukkan bahwa bibit Azolla pinnata sebanyak 0,5 ton disebarkan dalam hamparan seluas 1 hektar tanah sawah, dalam tempo 2 hari berkembang menjadi 20 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu 2 minggu, Azolla pinnata telah berlipat menjadi 40 kali bibit awal yang ditebarkan.

Pada tumbuhan yang sudah tua Azolla sp dapat membentuk sporacarp (seperti kapsul), yang terletak dibawah daun. Pada umumnya terdapat sepasang sporacarp yaitu mikrosporocarp dan megasporocrap. Microsporocrap berisi 7- 100 microsporangium dan tiap microsporocrap, yang berisi microspora. Megasporocrap hanya membentuk satu megasporocrap, yang berisi megaspora.
Megaspora dan microspora berkecambah membentuk microgametofit (gametofitjantan) dan megagametofit (gametofit betina). Kemudian, gametofit jantan berkembang menjadi sel sperma yang dapat membuahi sel telur gametofit betina. Sel-sel hasil peleburan gametofit jantan dan gametofit betina tumbuh menjadi sporofit, yang berkembang menjadi tumbuhan Azolla pinnata diploid proses terjadi pertumbuhan ini di dalam air (Djojosuwito, 2000).

Tag: , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *