

Memotivasi Anak Usia 6-12 tahun, Sesuai Porsinya
Otak kiri anak usia 6 tahun mulai berkembang, mulai berpikir logis, lingkungan mulai memberikan pengaruh sekitar 30 % dan orang tua atau keluarga sebanyak 70%. mengapa orang tua harus memotivasi anak sesuai porsinya.
Anak mulai mengenal angka, konsep nilai dan uang. Dalam kurun usia ini, orang tua dituntut menjadi seorang motivator, yang memberikan arahan dan dorongan. Anak sudah bisa diarahkan untuk memiliki cita-cita, walau pasti akan berubah-ubah.
Anak pertama saya, saya motivasi, jika nilainya 100 akan saya beri uang Rp.100.000,- untuk ditabung, dan dia semangat sekali belajar, mengejar nilai 100.
Sementara, bagi anak kedua saya, uang tidak memberikan efek apa-apa. Dia tetap saja cuek dan tidak semangat belajar. Tetapi akhirnya kami menemukan, komputer game adalah alat motivasinya. Jika nilainya bagus, boleh bermain ekstra waktu dan ia menjadi semangat belajar.
Sedangkan, anak ketiga berbeda lagi. Ia semangat mengerjakan PR, jika dijanjikan. Kalau PR sudah selesai akan diajak jalan-jalan ke Mall. Jika nilainya lebih tinggi lagi, bukan hanya jalan-jalan tetapi membeli sesuatu.
Jadi intinya, gunakan kesenangan anak, sebagai alat motivasi. Jangan melarang kesenangan anak (misal melarang main komputer game), namun kendalikan dan gunakan sebagai alat motovasi dan mereka akan bergairah belajar, dan tentunya akan menjadi pandai.
Jangan takut nanti anak salah memotivasi anak, yang penting anak rajin dan pintar dahulu. Pada masa ini, penting untuk membangun kebiasaan belajar, kebiasaan mengerjakan PR, rajin bekerja, dan untuk memicunya, orang tua harus memotivasinya dengan benar.
Jika selama 6 tahun dimana bukan hanya otak kanan, tetapi otak kiri juga berkembang, kecerdasan sedang bertumbuh mencapai 90% di usia 12 tahun maka inilah masa membuat anak benar-benar rajin dan pandai.
Pada masa 6-12 tahun inipun, sudah bisa mulai diajarkan motivasi yang tulus, misal untuk anak yang dimotivasi dengan uang, maka secara bersamaan kita ajarkan bersedekah dengan uangnya, diajarkan mengelola dan menggunakan uangnya, untuk membeli alat-alat keperluan sekolah dan hal-hal lainnya.
Namun jangan buru-buru menerapkan hal ini, sampai anak anda benar-benar terbentuk kerajinan dan gairah belajarnya. Terapkan hal ini, jika anak 2 atau 3 tahun (6 semester) terlihat konsisten dengan kerajinan dan prestasinya, artinya, pola rajin, pola belajar telah terbentuk. Jangan sampai, belum-belum sudah ribut uangnya buat apa.
Jika anda memotivasi anak terburu-buru untuk mengajarkan tahapan lanjutan ini, jangan-jangan anak menjadi tidak termotivasi dengan uangnya, Bisa sasja mereka berpikir, kalau uangnya buat sedekah atau uang buat beli perlengkapan sekolah adalah tanggung jawab orang tua, buat apa saya kejar?
Jadi setiap tahap memotivasi anak, setiap hal untuk ditanamkan pada anak, itu ada masa dan waktunya. Ada waktunya nanti kita sebagai orang tua mengajarkan motivasi yang benar, dengan mengajarkan nilai-nilai kehidupan atau memberikan kisah-kisah inspirasi yang efektif di usia 12-17 tahun. *Jarot Wijanarko, pendiri Happy Holy Kids (www.happyholykids.com), lembaga pendidikan anak usia dini
Baca : Orang Tua Harus Siap Bantu Anak Menghadapi Pelajaran Sulit
Tags: Keluarga, Memotivasi Anak, Memotivasi Buah Hati, Memotivasi Si kecil