Macam-Macam Metode Ekstraksi
 

Simplisia adalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan atau mengalami pengolahan secara sederhana serta belum merupakan zat murni, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011). Suatu simplisia banyak mengandung senyawa yang mempunyai khasiat pengobatan, yang dikenal sebagai senyawa fitokimia, yaitu kelompok senyawa alami yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit. Senyawa fitokimia tanaman yang memberikan efek farmakologis adalah kelompok senyawa metabolit sekunder, antara lain golongan minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, steroid, dan triterpenoid yang akan memberikan warna, aroma, dan rasa yang sangat spesifik pada tanaman asalnya (Hernani, 2011). Salah satu bentuk bahan atau produk kefarmasian yang umum dihasilkan dari proses pengolahan simplisia adalah ekstrak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Ekstrak adalah sediaan kental yang di dalamnya terdapat zat aktif yang telah disaring dari simplisia menggunakan bantuan pelarut yang sesuai (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000).

Ekstrak diperoleh melalui proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat-zat dari bahan padat maupun cair menggunakan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan hanya mengekstrak substansi tanpa menyebabkan material lainnya ikut larut (Fajarwati, 2013). Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000), ada beberapa metode ekstraksi yang menggunakan pelarut, antara lain:

Cara dingin

Ekstraksi dengan cara dingin merupakan metode ekstraksi tanpa pemanasan atau menggunakan suhu ruang (±27oC) untuk proses ekstraksinya. Cara ini biasanya digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa tersebut (Ramayani dkk., 2016; Heinrich dkk., 2004). Metode ekstraksi dengan cara dingin antara lain metode maserasi dan perkolasi.

Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu ±27oC. Maserasi adalah suatu proses perendaman menggunakan pelarut untuk menyaring simplisia dengan beberapa kali pengadukan. Maserasi pengadukan kontinyu merupakan maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus, misalnya menggunakan shaker, sehingga dapat mengurangi waktu hingga menjadi 6-24 jam. Remaserasi adalah pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama dan seterusnya (Hargono dkk., 1986).

Menurut Voight (1995), maserasi akan lebih efektif jika dilakukan proses pengadukan secara berkala karena keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif.

Melalui usaha ini diperoleh suatu keseimbangan konsentrasi bahan ekstraktif yang lebih cepat masuk ke dalam cairan pengekstrak. Pada penelitian ini digunakan metode maserasi dengan pengadukan kontinyu dan remaserasi.

Perkolasi

Perkolasi merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) dan umumnya dilakukan pada suhu ±27oC.

Cara panas

Ekstraksi dengan cara panas merupakan metode ekstraksi yang menggunakan prinsip pemanasan untuk proses ekstraksinya. Cara ini biasanya digunakan untuk senyawa yang tahan pemanasan (Ramayani dkk., 2016). Metode ekstraksi dengan cara panas antara lain metode sokhletasi, refluks, digesti, infudasi, dan dekoktasi.

Sokhletasi

Sokhletasi merupakan metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan perendaman sampel. Hal tersebut menyebabkan pecahnya dinding dan membran sel karena adanya perbedaan tekanan di dalam dan luar sel, sehingga metabolit sekunder di dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. Larutan kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali. Jika larutan melewati batas lubang pipa samping sokhlet, maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi berulang tersebut yang menghasilkan ekstrak yang baik.

Refluks

Metode ini termasuk dalam metode ekstraksi yang berkesinambungan. Simplisia direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap dan uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak, lalu akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali dilakukan selama 4 jam.

Digesti

Digesti merupakan maserasi kinetik, yaitu maserasi dengan pengadukan kontinu, yang dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu ±27oC. Suhu yang digunakan biasanya pada suhu 40-50oC.

Infudasi

Infudasi merupakan metode ekstraksi menggunakan pelarut air pada suhu penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih) dengan suhu terukur (96-98oC) selama waktu tertentu (15- 20 menit).

Dekoktasi

Dekoktasi adalah metode ekstraksi seperti infudasi, tetapi waktunya lebih lama dan suhu yang digunakan hingga titik didih air, yaitu pada suhu 90-100oC selama 30 menit.

Tags: , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *