Ketersediaan Air Bersih Untuk Mahluk Hidup

Air adalah sumber kehidupan. Tubuh manusia saja terdiri dari 70% air, hal itu menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk tubuh kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa air menjadi hal yang diperebutkan dan dibutuhkan oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan yang sangat besar pada sumber air tawar yang langka dan tekanan tersebut terus meningkat. Sumber air tawar terus berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran domestik, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi akibat perubahan iklim dan curah hujan yang tinggi akan memperburuk kelangkaan air.

Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan tingkat pemakaian air tiap orang per hari di perkotaan sangat tinggi. 40,6 persen penduduk perkotaan mengkonsumsi air kurang lebih 100 liter tiap orang per hari. Padahal kebutuhan normal adalah 60 liter tiap orang per hari dengan rincian 20 liter untuk air minum dan 40 liter untuk sanitasi. Sementara 34,3 % penduduk perkotaan mengkonsumsi air kemasan/air isi ulang sebagai sumber air minum, tertinggi dari kelompok pendapatan tinggi yaitu 47,9% penduduk perkotaan. Data tersebut menunjukkan air sangat berharga untuk kehidupan yang layak namun dengan penggunaan yang tidak hemat.

Lihat Juga : Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Anak Dalam Keseharian

Tidak sembarang air yang bisa kita gunakan untuk berbagai aktifitas yang kita lakukan, seperti minum, mandi, gosok gigi, dan lain lain. Jika kita menggunakan air yang kotor untuk melakukan hal-hal tersebut maka justru akan timbul akibat yang buruk. Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :

  • Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
  • Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
  • Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
  • Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
  • Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
  • Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
  • Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah.

Air begitu dibutuhkan oleh kita semua. Sadar atau tak sadar kita semua membuang-buang air seakan akan air itu tidak terbatas jumlahnya. Ya, mungkin air datang berlimpah. Kita juga bisa melihat air dimana mana, bahkan ketersediaan air kadang terlalu berlimpah jumlahnya, seperti banjir sehingga mungkin kita merasa bahwa air tidak akan pernah habis. Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak semua air dapat digunakan untuk beraktifitas. Air yang kotor bagaikan tidak berguna bagi kami semua. Namun siapa juga yang mengotori air tersebut? Ya, kami para umat manusia sendiri lah yang mengotorinya sehingga persediaan air bersih di Jakarta dan bahkan seluruh dunia sudah mulai menipis. Dan kalau bukan kita, siapa yang akan berkontribusi pada seluruh dunia agar air bersih tetap tersedia hingga seluruh umat manusia dapat mengaksesnya.

Lihat Juga : Kenali Bakat Anak Sejak Anak Usia Dini

Berhemat Air

Saat kita semua mandi, hampir seluruh dari kita semua tanpa banyak pikir menyalakan pancuran selama waktu kita mandi, tanpa dimatikan sama sekali walaupun ada sedikit ‘jeda’ dimana kita melakukan urusan masing-masing seperti menggosok tubuh, dan lain lain. Hal ini sangat memprihatinkan. Data menunjukkan bahwa mandi menggunakan pancuran selama 10 menit tanpa dimatikan sama sekali menghabiskan 50 galon air!

Sama dengan mandi, saat kita menggosok gigi kita juga cenderung membiarkan keran menyala untuk mempermudah saat berkumur-kumur. Tetapi berdasarkan penelitian, satu orang individu yang membiarkan keran menyala selama menggosok gigi akan membuang 1.875 liter air setiap tahunnya. Angka yang sangat besar. Angka itu dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan hanya dengan satu langkah kecil: mematikan keran saat menggosok gigi.

Batasi penggunaan air dengan menggunakan gayung atau gelas. Misalkan saat berwudhu, batasi air untuk berwudhu hanya dengan 5 gayung. Teknik seperti ini akan jauh lebih menghemat air daripada membiarkan keran menyala terus-terusan selama satu menit sehingga akan mengurangi ketersediaan air.

Kita juga bisa menggunakan ulang baju dan barang-barang lain yang belum terlalu kotor. Seperti sweater, jika masih wangi dan tidak penuh keringat dari kemarin, mengapa harus dicuci hari ini? Sama dengan alat makan, seperti gelas. Gelas yang hanya bekas minum air putih tidak usah dicuci dulu, langsung saja dipakai lagi, toh tidak kotor ini.

Untuk mencuci baju, gunakanlah deterjen yang lebih sedikit. Otomatis jika deterjen lebih banyak, air yang digunakan untuk membilas akan lebih banyak juga. Gunakan juga deterjen yang bio degradable agar tidak mencemari air dan mengurangi ketersediaan air bersih.

Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar ke dalam lingkungan perairan, sehingga menurunkan kualitas air. Bahan pencemar ini dapat membunuh hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Selain itu, dapat mengganggu atau memutuskan jaring- jaring makanan di lingkungan perairan.

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi tidak dapat terlepas dari kebutuhan ketersediaan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Untuk mendapat air yang baik, yang sesuai dengan standar tertentu,saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari kegiatan manusia.

Pencemaran Air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tersebut. Pencemaran air ini terjadi di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah. Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak di lautan. Pencemaran di sungai dan di lautan ini telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri/pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang puluhan kilometer.

Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang slaaalu menggunakan air di sungai itu untuk kebutuhan sehari hari (MCK).

Lihat Juga : Asah Karakter Kreatif Anak Sejak Usia Dini

Pada umumnya dampak pencemaran air dibagi menjadi empat kategori(KLH, 2004), yaitu :

  • Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula terjadi disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai, panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.

Dampak dampak dari pencemara Air antaranya :

-. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula terjadi disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat . Dengan air limbah menjadi sulit terurai, panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.

-. Dampak Terhadap Kualitas Air

Tanah Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut

-. Dampak Terhadap Kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain, air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tidak dapat membersihkan diri, serta air sebagai media untuk hidup vektor penyakit. Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

-. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar, yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika ketersediaan air. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

Distribusi Air

Untuk distribusi air bersih, saat ini memang kurang merata. Rata-rata negara berkembang masih belum memiliki air yang sesuai standar. Menurut laporan baru Organisasi WaterAid yang dikeluarkan tanggal 19 November banyak negara di Afrika, Pasifik, dan yang paling rendah tingkat pembangunannya masih belum berada pada jalur yang tepat untuk mencapai standar sanitasi dan air bersih seperti yang ditetapkan dalam Millennium Development Goals (MDG), atau Sasaran Pembangunan Milenium, yang ditargetkan tercapai tahun 2015. John Garrett, analis kebijakan senior WaterAid untuk pembiayaan pembangunan, mengatakan bahwa 900 juta orang di seluruh dunia masih belum mendapatkan ketersediaan air bersih dan lebih dari dua setengah milyar manusia di dunia masih belum memperoleh sanitasi yang layak.

Mungkin saat ini kita masih belum terlalu bisa membantu di bidang distribusi, karena itu masih menjadi urusan pemerintahan dan organisasi internasional. Saat ini, menghemat air dan mencegah pencemarannya saja sudah cukup berperan dalam ketersediaan air bersih di dunia. Ingat, perubahan sekecil apapun dapat mengbah dunia: big things come from small steps, bahkan hal sekecil mematikan keran saat sedang menggosok gigi.

Lihat Juga : Hal-hal Kecil yang Bisa Mengusir Tumpukan Sampah

Tag: , , , , , , , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *