Kandungan, Manfaat dan Klasifikasi Daun Mint

Daun Mint

Daun mint (Mentha piperita L.) merupakan salah satu tanaman herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil) (Ardisela, 2012). Menurut Sastrohamidjojo (2004), bila minyak permen (peppermint oil) diproses lebih lanjut akan diperoleh kandungan menthol. Penyulingan dilakukan pada 70-80% kandungan menthol pada minyak permen (peppermint oil) dengan cara pengurangan tekanan, sehingga didapatkan bentuk kristal yang berwarna putih dan memiliki bau khas. Oleh karena itu, menthol digunakan secara luas baik dalam bidang obat-obatan, maupun sebagai bahan yang dicampurkan dalam makanan, minuman, pasta gigi (Sastrohamidjojo, 2004).

Pada dasarnya, Mentha piperita dan Mentha arvensis merupakan jenis tanaman mentha penghasil minyak permen (peppermint oil) yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat tumbuh pada dataran rendah maupun pada dataran tinggi (Sastrohamidjojo, 2004). Tanaman Mentha piperita L. dibudidayakan di daerah subtropik karena waktu berbunga memerlukan hari panjang. Minyak permen (peppermint oil) di daerah subtropik dengan mutu terbaik diperoleh dari tanaman yang dipanen pada fase berbunga penuh. Walau demikian, tanaman Mentha piperita L. yang dipanen sebelum berbunga dapat menghasilkan minyak dengan kandungan menthol yang cukup tinggi (Balittro, 1988). Kandungan menthol dalam minyak atsiri akan naik dan turun sesuai dengan pertumbuhan dan umur tanaman, sedangkan akan mencapai maksimum pada akhir periode berbunga (Sastrohamidjojo, 2004).

Klasifikasi Daun Mint

Menurut Plantamor® (2012), secara ilmiah daun mint atau dengan nama lain (Mentha piperita L.) termasuk suku Lamiaceace, dengan klasifikasi Mentha piperita L. sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Mentha

Spesies : Mentha piperita Linn.

Mentha piperita L., secara umum dikenal sebagai peppermint (The Romanian Mint Rubbing Association, 2012). Mint atau yang dikenal dengan nama “Pudina” untuk beberapa daerah, digunakan sebagai ekstrak dan pengobatan tradisional rumah tangga yang popular untuk meredakan batuk dan pilek. Jenis tanaman mint ini terdiri dari 40 spesies dari tumbuh-tumbuhan herbal hijau yang sebagian besar terdistribusi di belahan bumi utara seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, Brazil dan Formosa. Walaupun demikian, permintaan pasar untuk minyak permen (peppermint oil) dan menthol didapatkan dari pengembangan tiga spesies yang telah diterima dan diakui oleh kualitas standar penggunaan dan pasar internasional, yaitu Mentha arvensis Linn. Var. Piperascens malinvaud, Mentha piperita Linn var. piperita, Mentha spicata Linn (Multi Commodity Exchange of India Ltd., 2004). Kata “Mentha” pertama kali berasal dari bahasa Latin Minthe. Beberapa botaniawan menyebut sebagai “Mentha”. Namun demikian, nama tersebut kemungkinan juga berasal dari bahasa Hindu kuno manth atau mante yang berarti “to rub” atau menggosok yang diguanakan untuk menyatakan tanaman atau herba sebagai obat gosok (Sastrohamidjojo, 2004).

Kandungan Daun Mint

Kandungan utama dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah menthol, menthone dan metil asetat, dengan kandungan menthol tertinggi (73,7-85,8%) (Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Selain itu, kandungan monoterpene, menthofuran, sesquiterpene, triterpene, flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa mineral lain juga ditemukan dari minyak daun mint (Mentha piperita L.) (Liest, 1998 cit Patil et al, 2012).

Menthol berkhasiat sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodic (antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Minyak Mentha piperita L. mempunyai sifat mudah menguap, tidak berwarna, berbau tajam dan menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin menyegarkan. Minyak ini diperoleh dengan cara menyuling ternanya (batang dan daun), sehingga minyak yang sudah diisolasi mentholnya disebut dementholized oil (DMO) (Hadipoentyanti, 2012).

Manfaat Daun Mint

Daun mint (Mentha piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, rokok, makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam, kembang gula dan lain-lain (Hadipoentyanti, 2012). Berdasarkan penggunaannya sebagai bumbu, mint (Mentha piperita L.) dapat digunakan untuk bumbu daging, ikan, saus, sup, masakan rebus, cuka, minuman teh, tembakau, dan minuman anggur. Ujung daun yang segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam minum-minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sedangkan, dalam dunia kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, mouthwashes, pasta gigi, dsb. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan oleh para herbalis sebagai antiseptik, antipruritik, dan obat karminatif.

Sedangkan ekstrak tanamannya memiliki kandungan radioprotektif, antioksidan, antikarsinogenik, antialergik, antispasmodik. Selain itu, aroma dari peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan peppermint tea juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada mukosa oral dan tenggorokan (Datta, 2011).

Baca : Tips Agar Anak Mau Mendengar Nasehat Orang Tua

Tag: , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *