
Kandungan ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI ASI adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk konsumsi bayi dan merupakan…
Escherichia coli merupakan bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885. Bakteri termasuk ke dalam golongan prokariota yang strukturnya lebih sederhana dari eukariota. Ciri khas dari golongan prokariota diantaranya: 1) tidak ada membran internal yang memisahkan nukleus dari sitoplasma; 2) perkembangbiakan dengan cara pembelahan biner; 3) dinding sel mengandung mukopeptida yang memberikan kekakuan pada sel (Pelzcar & Chan, 1986).
Bakteri berdasarkan pewarnaan gram, dibedakan menjadi bakteri gram negatif dan gram positif. Dinding sel bakteri gram positif banyak mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding sel bakteri gram negatif banyak mengandung lipopolisakrida. Berdasarkan kebutuhan Oksigen (O2) dikenal bakteri aerob dan anaerob. Bakteri aerob memerlukan O2 untuk bernafas, sedangkan bakteri anaerob tidak memerlukan O2 untuk bernafas (Irianto, 2006).
Eschericia coli atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna merah sedangkan bakteri gram positif akan berwana ungu bila diamati dengan mikroskop. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel dan dapat dinyatakan dengan prosedur pewarnaan gram. Kebanyakan spesies bakteri gram negatif bersifat patogen, yang berarti berbahaya bagi organisme inang (Pelzcar & Chan, 1986).
Ecoli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37o C pada media yang mengandung 1% pepton sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan pada makanan dan air (Anggraeni, 2012).
Secara garis besar klasifikasi bakteri E. coli berasal dari Filum Proteobacteria, Kelas Gamma Proteobacteria, Ordo Enterobacterialis, Familia Enterobacteriae, Genus Escherichia, Spesies Escherichia coli (Bergey’s, 2005). Secara morfologi E. coli berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 μm x 0,4 μm sampai 0,7 μm, gram negatif, tidak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. E. coli dapat bertahan hingga suhu 60o C selama 15 menit atau pada 55o C selama 60 menit (Pelzcar & Chan, 1986).
Penyakit yang mungkin akan muncul akibat dari adanya bakteri E. coli adalah jenis-jenis penyakit yang dapat menular dengan mudah dari satu orang ke orang lain seperti diare, muntaber, dan mual-mual. Masa inkubasi bakteri E. coli sekitar 6-24 jam hingga akhirnya gejala semakin parah pada tubuh orang yang terjangkiti. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh E. coli berupa infeksi saluran kemih dengan gejala yang timbul berupa sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritonitis, kolesistis dan meningitis (Bonang, 1992).
E. coli dan Streptococcus adalah penyebab utama meningitis pada bayi dan merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz, et al., 1996). E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada empat kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :
Enteroaggregative E. coli (EAEC)
EAEC dikaitkan dengan diare persisten (> 14 hari) dan khususnya terjadi di negara-negara berkembang (Nataro, 1998). Diare jenis ini biasanya cair, sekretorik dan tidak disertai demam atau muntah dengan masa inkubasi diperkirakan 20 sampai 48 jam (Benenson, 1995).
Enteropatogenik E. coli (EPEC)
EPEC dikaitkan dengan diare pada bayi dan menyebabkan diare berair atau berdarah (US FDA). EPEC merupakan penyebab utama diare pada bayi di negara-negara berkembang. Penularan EPEC yaitu melalui rute fekal-oral dengan masa inkubasi selama 9 jam pada orang dewasa (Benenson, 1995).
Enterotoksigenik E. coli (ETEC).
ETEC terkait dengan dua sindrom klinis utama yaitu diare wisatawan dan diare pada anak-anak di negara berkembang (Nataro, 1998). Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik pada manusia yaitu dengan pelekatan pada sel epitel usus kecil. Masa inkubasi pendek (14 sampai 50 jam) dan menimbulkan gejala berupa diare berair, biasanya tanpa darah atau lendir dan tidak menimbulkan demam. Infeksi ETEC dapat menyebabkan diare yang mirip dengan yang diare yang disebabkan oleh Vibrio cholerae (Benenson, 1995).
Enteroinvasif E. coli (EIEC)
EIEC merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Pada sebagian kecil pasien, EIEC dapat menghasilkan penyakit yang mirip dengan shigellosis (disentri) (Nataro, 1998; Benenson, 1995). Disentri yang disebabkan oleh EIEC biasanya terjadi dalam waktu 12 sampai 72 jam. Penyakit ini ditandai dengan munculnya darah dan lendir dalam tinja, kram perut, muntah, demam, menggigil, dan malaise.
Enterohemoragik E. coli (EHEC)
Bakteri ini mengeluarkan toksin yang disebabkan edema dan perdarahan di kolon. Penyakit ini ditandai dengan kejang akut dan diare cair yang cepat menjadi berdarah (Jawetz, et al., 1996).
Tag: E Coli, E. coli Infection, Enteroaggregative E. coli (EAEC), Enterohemoragik E. coli (EHEC), Enteroinvasif E. coli (EIEC), Enteropatogenik E. coli (EPEC), Enterotoksigenik E. coli (ETEC)., Escherichia coli, Eschericia coli, Filum Proteobacteria