Prospek Menanam Kedelai Edamame atau Kedelai Jepang

Sejarah Kedelai Edamame

Edamame atau kedelai jepang (Eda = cabang dan Mame = kacang) atau dapat juga disebut sebagai buah yang tumbuh dibawah cabang adalah sejenis kedelai yang berasal dari Jepang dan memilki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai biasa. Edamame tercatat sebagai tanaman yang dibudidayakan di China pada tahun 200 sebelum masehi, sebagai tanaman obat dan bahkan saat ini masih populer sebagai tanaman obat (Ridiah, 2010).

Deskripsi Kedelai Edamame

Edamame termasuk golongan tanaman semusim berupa semak rendah, tubuh tegak, berdaun lebat dengan beragam morfologi. Edamame masih satu jenis dengan kedelai pada umumnya yang dikenal di Indonesia perbedaannya terletak pada warna dan ukuran. Edamame adalah sejeneis kacang kedelai namun memiliki ukuran yang lebih besar, rasa yang lebih manis, tekstur yang lebih lembut dan mudah dicerna dari kedelai pada umumnya. Warna kulit polong yakni hijau atau kuning. Di Jepang, kedelai edamame dikenal sebagai kedelai sayur yang dimanfaatkan polongnya sebagi camilan sehat dan kini edamame dijadikan soup. Klasifikasi edamame sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminoceae
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L) Merr
(Ridiah, 2010)

Edamame mengandung 9 gram serat, kandungan ini setara 4 iris gandum utuh. Kandungan protein didalamnya setara dengan jumlah karbohidrat, edamame mempu memenuhu 10% kebutuhan vitamin A dan C. Inilah yang menyebabkan edamame menjadi salah satu makanan favorit karena mengandung anti oksidan. Selain itu, edamame mengandung vitamin B1, B2, B3, B5, B6 dan K.kadar zat besi pada edamame hampir setara dengan kandungan zat besi pada 4 ons dada ayam panggang. Edamame juga mengandung protein, senyawa organik seperti asam folat, mangan, isoflavon, beta karoten, dan sukrosa (Ridiah, 2010).

Cara Menanam Edamame atau Kedelai Jepang

Budidaya edamame sebenarnya relatif tidak sulit, secara umum hampir sama dengan kedelai. Secara singkat budidaya edamame adalah sebagai berikut :

Syarat Tumbuh. Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl), suhu berkisar 26 – 30 ° C, dengan penyinaran matahari penuh. Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral.

Persiapan Lahan. Tanah dibajak 3 minggu sebelum tanam, 2 minggu kemudian dibuat bedengan lebar 1,2 meter, panjang 10 meter dan tinggi bedengan 20 – 25 cm. jarak antar bedengan 0, 5 meter. Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum tanam dengan cara ditabur merata di atas bedengan. Pupuk dasar terdiri dari SP 36 sebanyak 200 kg / hektar dan penambahan kapur pertanian 600 kg /hektar.

Benih. Benih Edamame atau kedelai jepang yang diperlukan berkisar antara 80 – 100 kg per hektar. Varietas Edamame yang ditanam disesuaikan dengan pasar, antara lain yang paling banyak ditanam petani adalah varietas Ryoko. Varietas ini polongnya lebih besar dan rasanya lebih manis.

Penanaman. Benih Edamame atau kedelai jepang ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 12 X 20 cm atau 20 X 20 cm dan kedalaman tanam 1,5 – 2 cm kemudian ditutup dengan tanah gembur. Benih yang ditanam antara 2 -3 benih per lubang tanam.

Penyulaman. Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam (HST) apabila ada tanaman yang mati atau tidak normal tumbuhnya, dengan mengambil tanaman yang ada di tepi atau tanaman persiapan yang khusus untuk sulaman.

Penyiangan. Rereumputan atau gulma lainya perlu dibersihkan agar tidak bersaing dengan Edamame, penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST. Penyiangan selanjutnya dilakukan sesuai kondisi pertanaman.

Pengairan. Pengairan dilakukan dengan penggenangan sampai air dalam kapasitas lapang, pengairan dilakukan 7 hari sekali serta memperhatikan kondisi pertanamanya.

Pemupukan. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, terdiri dari KCL 50 kg/Ha, Urea 150 kg/Ha dan Za 50 kg/Ha. Pemupukan susulan yang kedua pada saat tanaman berumur 21 HST terdiri dari KCl 100 kg/Ha, Urea 50 kg/Ha dan ZA 100 kg/Ha.

Pengendalian OPT. Edamame tidak luput terkena serangan organisme penganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit. Pengendalian dilakukan secara terpadu sesuai dengan jenis hama maupun penyakitnya. Penggunaan pestisida dilakukan secara selektif dan terkendali. Jenis OPT yang menyerang edamame biasanya sama juga dengan OPT yang menyerang kedelai, sehingga pengendalianya tidak berbeda jauh dengan pengendalian pada kedelai.

Lalat pucuk, ulat grayak, pengerek batak, dan jamur bisa disemprot dengan Reagent 50 C dengan dosis 1 gr / liter air dan Ingrofol 50 WP dengan dosis 1,5 l/Ha.

Pengendalian OPT ini sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap kualitas Edamame. Edamame atau kedelai jepang yang diminta oleh pasar lokal maupun ekspor adalah Edamame yang bernas, warna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama atau penyakit. Sehingga sangat penting untuk memperhatikan hal ini, baik hama pengerek batang maupun pengerek polong.

Panen dan Pasca Panen. Panen polong muda saat polong berwarna masih hijau bisa mencapai 7,5 ton per hektar. Edamame bisa dipanen dalam keadaan segar saat polong masih berwarna hijau pada saat berumur minimal 45 HST sesuai varietasnya, jika terlalu tua kurang disukai konsumen. Panen tidak dilakukan secara serentak tetapi diseleksi dengan interval panen 2 hari sekali. Polong yang dipetik adalah yang bernas namun warnanya masih belum kuning. Jika akan dipergunakan untuk benih panen harus dilakukan pada saat polong sudah masak penuh kurang lebih pada saat edamame berumur 90 – 100 HST.

Edamame yang di panen muda sebaiknya segera di bawa ke tempat yang teduh dan hindari dari panas matahari agar Edamame tetap segar, tidak layu atau warnanya rusak. Jika polongnya kotor bisa dicuci dengan air yang mengalir dan ditiriskan. Selanjutnya dipacking sebelum dipasarkan.

Edamame atau kedelai jepang yang diminta pasar adalah Edamame dengan kualitas yang baik. Polong berisi 2-3 biji per polong dengan jumlah polong antara 150 – 175 polong per setengah kilogram dan bobot per polong antara 2,5 – 3,5 gram. Selain itu polong Edamame harus berwarna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama maupun penyakit.

Biasanya Edamame yang segar ini dikelompokkan menjadi 4 klas mutu atau grade, antara lain :

  • Grade 1 : Kualitas super (Super quality), dengan ciri-ciri kulit polong mulus, warna hijau tua, polong berisi penuh dengan isi polong 3.
  • Grade 2 : Kualitas Premium, dengan ciri-ciri warna hijau mulus namun polong hanya berisi 2 biji.
  • Grade 3 : Kualitas Deluxe, dengan kualitas masih dibawah Grade 2, warna kurang bagus, polong kurang bernas.
  • Grade 4 : Kualitas grade ini disebut dengan Mukimame, biasanya digunakan untuk olahan lebih lanjut, bukan dikonsumsi segar.

Tag: , , , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *