
Peran dan Jenis Infrastruktur Pariwisata
Pada postingan ini akan dijelaskan mengenai berbagai hal yang terkait dengan infrastruktur dan kemudian akan…
Pariwisata adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan pergarakan manusia yang melakukan pergerakan/perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggal ke suatu atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggal yang didorong oleh beberapa keperluan tanpa bermaksud mencari nafkah tetap. (Biro Pusat Statistik, 1986)
Pariwisata merupakan pergerakan sementara menuju suatu daerah tujuan yang berada di luar wilayah kerja dan tempat tinggal yang berupa kegiatan yang dilakukan selama berada di lokasi daeha tujuan. (Mathieson and Wall, 1982)
Pariwisata merupakan kegiatan seseorang yang dilakukan diluar wilayah tempat tinggalnya, dalam waktu yang singkat untuk singgah dengan tujuan berwisata. (Rob Davidson, 1993)
Pariwisata merupakan gabungan dari berbagai fenomena dan hubungan yang terkait dan dan tercipta dari interaksi antara wisatawan, penyedia bisnis, pemerintah setempat, dan penduduk lokal dalam proses menghibur dan menyambut para wisatawan dan para pendatang lainnya. (Mc. Intosh and Goeldner, 1995)
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang diluar lingkungan tempat melakukan kegiatan sehari-hari seperti bekerja dan tinggal yang dilakukan dalam waktu tertentu tanpa tujuan mencari nafkah tetap. Dalam prakteknya, kegiatan pariwisata dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis.
Menurut Spillane, pariwisata dapat dikategorikan kedalam enam jenis pariwisata, yaitu sebagai berikut:
Pariwisata muncul berdasarkan perpaduan berbagai fenomena dan hubungan yang timbul dari interaksi antara wisatawan, industri, pemerintah dan masyarakat. Pengembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari unsur lain, tidak hanya sekedar objek wisatanya saja. Unsur yang tidak dapat dipisahkan adalah ketersediaan jaringan sarana prasarana yang memungkinkan wisatawan mencapai tujuannya, fasilitas penunjang dan kegiatan pelayanan yang memungkinkan wisatawan memenuhi kebutuhannya serta menikmati kunjungannya. Selain itu, aspek kelembagaan juga berpengaruh dari segi keamanan dan ketertiban dan aspek budaya yang merupakan salah satu daya tarik.
Pariwisata berkaitan erat dengan produk yang dihasilkan maupun produk yang terhubung dengan kegiatan pariwisata tersebut yang biasa disebut produk pariwisata. Produk pariwisata merupakan rangkaian komponen, mulai dari informasi tentang produk bersangkutan, infrastruktur, fasilitas, izin sampai segala sesuatu yang memungkinkan terwujudnya kegiatan pariwisata. (Myra P. Gunawan, 1990) Pariwisata juga menggabungkan berbagai macam produk, seperti transportasi, akomodasi, catering, sumber daya alam, hiburan dan berbagai jenis fasilitas dan jasa lainnya seperti bank, pertokoan serta biro perjalanan. Untuk lebih jelas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata, khususnya sarana prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
Produk pariwisata atau yang dapat dikatakan sebagai tujuan wisata tidak dapat tercipta dengan sendirinya, melainkan merupakan perpaduan dari berbagai sektor. Dalam praktiknya, terdapat tiga komponen dasar pembentuk produk pariwisata dan tujuan wisata, yaitu Daya Tarik Wisata (Attraction), Amenitas dan Aksesibilitas (3A). Berikut akan dijelaskan mengenai komponen-komponen tersebut.
Dari hal diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pariwisata sangat dipengaruhi oleh daya tarik (alam maupun buatan) dan kelengkapan sarana prasarana pendukung kegiatan pariwisata tersebut (fisik). Inti dari pengembangan pariwisata adalah daya tarik. Sebagai hal yang menjadi sorotan utama, daya tarik dapat diciptakan (kolam, waduk, dll) maupun dapat memanfaatkan potensi-potensi yang telah lebih dahulu ada pada daerah tersebut seperti keindahan alam (pemandangan, air terjun, sungai, pantai, dll). Namun daya tarik tanpa didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana serta tanpa didukung oleh akses yang memadai tidak akan menjadikan kegiatan pariwisata di daerah tersebut berkembang. Oleh karena itu, suatu konsep mengenai destinasi sangatlah penting dalam usaha mendukung perkembangan sektor pariwisata.
Perkembangan tujuan wisata dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu tujuan wisata, aksesibilitas antar daerah maupun antar objek wisata di suatu daerah, ketersediaan sarana prasarana pendukung, serta masyarakat sebagai penduduk setempat yang menyediakan jasa. Dalam pengembangan pariwisata di suatu negara maupun di suatu daerah, yang menjadi unsur terpenting selain daya tarik dari wilayah itu sendiri adalah wisatawan. Dalam prakteknya, terdapat beberapa tipe wisatawan, beberapa diantaranya yaitu:
World Tourism Organization (WTO) membagi wisatawan ke dalam dua bagian, yaitu Domestic Visitors dan International Visitors. Domestic Visitors, yaitu penduduk yang bepergian dalam suatu Negara dalam waktu tidak lebih dari satu tahun, dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah. Domestic Visitors dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu:
Kelompok wisatawan yang ke dua menurut WTO adalah International Visitors, yaitu penduduk dari suatu negara yang mengunjungi negara lain. (Chadwick, 1987)
International Union Official Travel Organization (IUOTO) menjelaskan terdapat perbedaan antara wisatawan dan pelancong. Menurut IUOTO, wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara atau daerah tujuan wisata yang dikunjungi dengan tujuan perjalanan adalah untuk pesiar (Leisure), yaitu untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga. Tujuan perjalanan yang ke dua adalah untuk hubungan dagang, sanak keluarga, konfrensi dan pertemuan. Yang dimaskud dengan pelancong menurut IUOTO adalah pengunjung sementara yang tinggal di negara atau daerah yang menjadi tujuan wisata yang dikunjungi kurang dari 24 jam.
Chadwick mengemukakan bahwa wisatawan berasal dari dua sumber, yaitu penduduk lokal dan penduduk pendatang. Yang dikatakan sebagai wisatawan adalah mereka yang melakukan perjalanan dengan berbagai alasan dan motivasi dengan tujuan berwisata. Mereka yang memiliki tujuan melakukan perjalanan wisata kemudian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu wisatawan yang berasal dari daerah sendiri maupun daerah lain yang masih termasuk ke dalam batas negara yang disebut sebagai wisatawan domestik, maupun wisatawan yang berasal dari luar negeri yang biasa disebut sebagai wisatawan mancanegara/internasional. Pada penelitian kali ini, pengggolongkan wisatawan didasarkan pada pengertian wisatawan berdasarkan WTO, yaitu pendatang domestik yang melakukan perjalanan ke suatu daerah dan menginap di daerah tersebut yang lebih dikenal dengan istilah wisatawan. Pengunjung yang melakukan perjalanan ke suatu daerah kurang dari 24 jam yang disebut day tripper (ekskursionis), kelompok kedua dari kategori wisatawan menurut WTO adalah pengunjung internasional (wisatawan mancanegara).
Menurut Spillane, terdapat beberapa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan. Beberapa motivasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Ryan (1991) mengemukakan beberapa motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata, yaitu:
Literasi
Mathieson and Wall, Tourism: Economics, Physical and Social Impacts, New York: Long Man, 1982.
Davidson, Rob. 1993. Tourism. Second Edition. London: Pitman Publishing.
Mc.Intosh R., Goeldner C. & Ritchie B. 1995. Tourism Principles, Practices, Philosophies. John Wiley & Sons Inc. New York.
Spillane, James. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kebuadayaan. Kanisius. Yogyakarta.
Gunawan, Myra P. 1990. The Changing Face of Tourism in Indonesia. Bandung :
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB.
Tag: Definisi Kepariwisataan, Pengertian Wisata, Perkembangan Pariwisata