Mengapa Balita Selalu Bertanya Kesana Kemari Terus Tanya
 

Ibu dan Bapak, berbanggalah bila anak Anda yang masih berusia balita (di bawah lima tahun). Pasalnya, melalui bertanya itu anak belajar mengembangkan perbendaharaan kata dan membangun kemampuan berpikirnya.

Kemampuan berpikir anak normal, artinya tidak mengalami gangguan/keterlambatan perkembangan, memiliki pola yang khas. Anak mulai mempertanyakan hal-hal di sekitarnya  melalui pertanyaan “apa”. Selanjutnya, dengan bertambahnya usia dan kemampuan berpikirnya, anak mencoba bertanya “mengapa” sampai pada pertanyaan “bagaimana”.

Untuk pertanyaan “apa”, tidak sulit bagi ibu dan ayah menjawabnya. Tak demikian untuk menjelaskan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, ibu dan ayah membutuhkan alasan dalam menjawabnya. Penting untuk memberikan penjelasan secara sederhana saja namun masuk akal.

Anak sering bertanya? Karena seringnya bahkan orangtua seringkali dibuat bingung menjawab pertanyaan kritis anak, terutama anak usia 3-5 tahun.

Sebenarnya anak yang banyak bertanya cenderung lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan. Selain itu, ketika mereka mendapatkan penjelasan dari orang di sekitarnya, maka anak-anak tersebut akan belajar bagaimana berinteraksi dan berperan aktif dengan dunia di sekitar mereka.(balita bertanya)

Ada beberapa tip yang bisa dicoba Ibu dan Bapak untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”. di antaranya:

  1. Memberikan respons/tanggapan secepat mungkin. Ketika anak bertanya, segeralah menjawabnya. Jangan menyia-nyiakan rasa ingin tahu dan kesempatan emas anak untuk belajar sesuatu.
  2. Menyediakan jawaban yang sesuai dengan kemampuan berpikir anak.
  3. Berikan pertanyaan yang terkait dengan apa yang sedang anak tanyakan atau perhatikan. Siapkan pertanyaan pancingan agar anak mau menjawab secara lebih lengkap.
  4. Berikan jawaban sebatas yang ditanyakan. Jawaban yang panjang lebar dapat membuat anak bingung.
  5. Lakukan kontak mata ketika berbicara dengan anak. Usahakan untuk menyesuaikan dengan tingkat penglihatan anak. Bila perlu, berjongkoklah ketika berbicara dengan anak, sehingga ia bisa melihat mata kita dan sebaliknya.
  6. Jika orangtua tidak bisa menjawab, coba cari jawaban dengan berusaha bersama anak, sehingga anak juga belajar bagaimana mencari sumber jawaban. Jangan asal menjawab karena anak-anak dapat salah mengerti. Dra.Rahmitha, S.Psi, dari Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (Penulis buku “Seri Bacaan Orang Tua: Cara Jitu Menjawab Pertanyaan Anak yang diterbitkan oleh Ditjen PAUD dan Dikmas, Kemendikbud tahun 2011)

Baca : Bagaimana Mengatasi Anak Yang Pemalu

Tags: , , , , ,

Diposting oleh Ulya


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *