
Ekstrak dan Ektraksi
Pengertian Ekstrak Ekstrak adalah sedian kental yang di peroleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisa…
Antioksidan adalah zat gizi dalam buah maupun sayuran yang berfungsi mencegah pembentukan radikal bebas baru, menangkap radikal bebas yang sudah terbentuk, menetralkan serta mencegah reaksi berantai maupun memperbaiki kerusakan sel, dan jaringan yang rusak karena radikal bebas (Sayuti dan Yenrina, 2015). Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi antioksidan endogen seperti Superperoksida Dismutase (SOD), katalase (Cat), dan glutathione peroksidase (Gpx) serta antioksidan eksogen yaitu yang didapat dari luar tubuh/makanan. Antioksidan terdapat dua jenis, yaitu antioksidan alami seperti tokoferol, lesitin, fenol, flavonoid, kurkumin, vitamin C, gosipol, beta karoten, polifenol, dam antosianin sedangkan antioksidan buatan (sintesis) seperti BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT (Butylated Hydroxytoluene), NDGA (Nordihidroquairetic Acid) dan TBHQ (Tertiary Butylated Hidroxyquinone) (Kumalaningsih, 2016). Radikal bebas adalah molekul atau bagian molekul yang tidak utuh lagi karena sebagian telah pecah atau melepaskan diri. Bagian yang pecah atau melepaskan diri ini melekat pada molekul lain dan merusak atau mengubah struktur atau fungsi molekul yang bersangkutan (Tambayong, 2000).
Antioksidan diperlukan untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif dan mampu mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA dan karbohidrat). Antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Werdhasari, 2014).
Gambar 1 menerangkan mekanisme pertahanan tubuh yang diperankan oleh antioksidan endogen. Enzim superperoksida dismutase (SOD) akan mengubah radikal superoksida (O2-٠) yang dihasilkan dari respirasi serta yang berasal dari lingkungan, menjadi hidrogen peroksida (H2O2), yang masih
bersifat reaktif. SOD terdapat di dalam sitosol dan mitokondria. Peroksida dikatalisis oleh enzim katalase dan glutation peroksidase (GPx). Katalase mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai substrat elektron donor dan satu molekul H2O2 menjadi substrat elektron akseptor, sehingga 2 molekul H2O2 menjadi 2H2O dan O2. Di dalam eritrosit dan jaringan lain, enzim glutation peroksidase (GPx) mengkatalisis destruksi H2O2 dan lipid hidroperoksida dengan menggunakan glutation tereduksi (GSH), melindungi lipid membrane dan hemoglobin dari serangan oksidasi oleh H2O2 , sehingga mencegah terjadinya hemolisis yang disebabkan oleh serangan peroksida. GSH akan dioksidasi menjadi GS-SG. Agar GSH terus tersedia untuk membantu kerja enzim GPx, maka GS-SG ini harus direduksi lagi menjadi GSH, fungsi ini diperankan oleh enzim glutation reductase (GRed) (Werdhasari, 2014).
H2O2 yang tidak dikonversi menjadi H2O, dapat membentuk radikal hidroksil reaktif (OH٠) apabila bereaksi dengan ion logam transisi (Fe2+/Cu+), OH٠ bersifat lebih reaktif dan berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan sel melalui peroksidasi lipid, protein dan DNA. Di satu sisi tubuh tidak mempunyai enzim yang dapat mengubah OH٠ menjadi molekul yang aman bagi sel (Werdhasari, 2014). Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazl) adalah metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan pada suatu senyawa atau ekstrak tanaman dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Fungsinya adalah untuk mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen yaitu dengan memberikan 50% efek aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory Concentration). Nilai IC50 yaitu besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menghambat radikal bebas sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas menghambat radikal bebas semakin tinggi (Ridho, 2013).
Prinsip metode DPPH yaitu dengan mengukur pengurangan intensitas warna dari radikal DPPH akibat adanya antioksidan yang dapat menetralkan molekul radikal bebas (Fitriana dkk., 2015). Mekanismenya yaitu dengan cara mendonorkan atom hidrogen atau proton kepada senyawa radikal dan menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH menyebabkan warna ungu dari radikal bebas akan memudar menjadi warna kuning. Pemudaran warna tersebut akan menurunkan nilai absorbansi yang dilihat melalui spektrofotometer (Fitriana dkk., 2015), mekanisme DPPH dapat dilihat pada Gambar 2.
Kelebihan dari metode ini adalah lebih mudah diterapkan karena senyawa radikal yang digunakan bersifat lebih stabil dibandingkan dengan metode lainnya. Kekurangan dari metode ini adalah radikal DPPH hanya dapat dilarutkan dalam media organik, tidak pada media yang bersifat polar sehingga membatasi kemampuannya dalam penentuan peran antioksidan hidrofilik (Veeru dkk., 2009).
Tags: Antioksidan