
Bagaimana Mencegah Penyakit Anak
Bagaimana menjaga kebersihan balita agar tidak tertular penyakit ? • Mandikan dengan sabun 2 kali…
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gram atau 2 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Anatomi Hatin, Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar (Ganong, 2000). Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen.
Permukaan hati diliputi oleh peritonium viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyokong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat
padat yang disebut sebagai kapsula glisson, yang meliputi permukaan seluruh organ, bagian paling tebal kapsula ini terdapat pada porta hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fisura pada hati tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika (Lindseth, 2006).
Organ ini penting bagi sistem pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal berikut:
Fungsi hepar sangat beragam, namun spesialisasi sel-sel hati sangat sedikit. Tiap-tiap sel hati atau hepatosit mampu melaksanakan tugas metabolit di atas, kecuali akitivitas fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen (sel kupffer) (Sherwood, 2002). Sel kupffer merupakan populasi makrofrag yang paling banyak di dalam tubuh. Tugas dari sel kupffer ini adalah menfagositosis dan membersihkan microorganisme (bakteri dan virus), endotoxin, imun kompleks, sel tumor, kumpulan lipid, produk degradasi fibrin, zat partikel lain,modulasi dari sintesis fase akut protein dan lipoprotein, sekresi cytokin, antigen processing, katabolisme dari glikoprotein dan lipid (ashis, 2005)
Fungsi hati akan menurun bila terjadi kerusakan pada hepatosit. Menurut Ramesh (2010) stress oksidatif akibat paparan rokok menyebabkan menurunnya micronutrien dalam tubuh, selain itu juga menyebabkan perubahan struktur histologi hati. Pada pemeriksaan histopatological dengan sistem pewarnaan haematoxylineosin terlihat terjadinya dilatasi vena pusat (central venous), inflamasi pada vena porta, dan juga terjadi kongesti dan perdarahan.
Studi lain menunjukkan pada hewan uji yang diberi paparan rokok mengalami degenerasi parenkim hati serta gangguan jaringan kanalikular. Selain itu pada pengamatan hisopatologi terlihat pula ukuran nuklei pada hepatosit mengecil, disertai dengan jarak vakuolar yang melebar pada sitoplasma dan area yang mengalami nekrosis, ditemukan pula infiltrat neutrofil dan banyak terdapat serabut retikulin. Pada percobaan ini juga terlihat terjadinya degenerasi lemak. Semua kerusakan ini akan mengganggu hati untuk bekerja secara optimal (Omotoso, 2012).
Baca : Menghitung Usia Pohon dan Menghitung Luas Hutan Satu Juta Hektar
Hati membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat meningkatkan produk dari hati yang masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Tes yang berfungsi mengukur tingkat produk hati ini disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), yang dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. (tes fungsi hati, 2012). Dalam menilai kelainan enzim harus berhati-hati, oleh karena seringkali tidak terdapat hubungan antara tingginya kadar enzim dengan derajat kerusakan yang terjadi. Kadar normal dari enzim yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada metode yang digunakan dan nilai rujukan yang digunakan oleh rumah sakit (Akbar, 2009).
Pemeriksaan enzim dapat dibagi dalam beberapa bagian: